Friday, November 20, 2020

PENTINGNYA MENJAGA AMANAH

 

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui." (QS al-Anfal [8]: 27).

Ayat ini menegaskan syariat luhur bernama amanah. Berasal dari kata amuna, ya'munu, amanatan, amanah berarti jujur dan dapat dipercaya. Berkembang menjadi kata aminah yang berarti aman tenteram. Lalu muncul derivasi lain, 'aamanah', artinya 'saling percaya'. 

Dari gramatikal amanah ini lahir pemahaman bahwa kejujuran akan memberi rasa aman bagi semua pihak sehingga lahir rasa saling percaya. Saat seseorang memelihara amanah sama halnya dengan menjaga harga dirinya, sekaligus sebagai satu rumpun kata dan makna dengan 'iman'. Dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada iman bagi yang tidak amanah (tidak jujur dan tak bisa dipercaya), dan tidak ada dien bagi yang tidak menepati janji." (HR Baihaqi).

Di antara indikator seseorang yang sukses dalam hidup adalah ketika dia mampu menjaga harkat dan martabat dirinya. Dan itu artinya ia cerdas mengelola amanah. Ia jujur dengan kata hatinya. Apa yang ada di hati ia ucapkan. Dan apa yang diucapkan, sudah ia pikirkan dan istiqamah untuk diamalkan. "Jika engkau miliki empat hal, engkau tidak akan rugi dalam urusan dunia: menjaga amanah, jujur dalam berkata, berakhlak baik, dan menjaga harga diri dalam (usaha, bekerja) mencari makan." (HR Ahmad).


 

 
Terkait dengan kebutuhan dunia yang serbamateri, agama kita tidak mengenal konsep "sense of material belonging", rasa memiliki dunia atau materi. Islam mendidik umatnya untuk memiliki "sense to be entrusted". rasa diamanahi. Semua materi yang ada pada dirinya bukan sama sekali miliknya, tapi titipan dan amanah dari Allah untuk dijaga. Karena, siapa pun yang mencoba mengakui milik-Nya akan berakhir mengenaskan. Cukuplah Firaun dan Qarun menjadi pelajaran buat kita.

Menjaga amanah memang berat, bahkan mahaberat. Makhluk langit, bumi, dan gunung pernah ditawari untuk mengemban amanah-Nya, tapi semua menolaknya. Semua makhluk Allah yang notabene jauh lebih besar dari makhluk manusia ini merasa berat dan sangat khawatir kalau nanti tidak akan kuat mengembannya. (QS al-Ahzab [33]: 72). Hanya manusia, yang sok merasa sanggup dan kuat mengemban amanah-Nya. Meski tidak sedikit yang lulus dan sanggup mengemban amanah-Nya seperti para nabi dan rasul dan orang-orang saleh yang telah dipilih oleh Allah.

Lalu, bagaimana kita bisa menjaga amanah? Laa mulkiyyah, we have but nothing. Sepertinya kita punya, tapi sebenarnya tidak punya apa apa. Tugas hidup ini mengakui semua mililk-Nya, lalu menggunakannya di jalan Allah dengan rasa syukur dan rendah hati (QS Ibrahim [14]: 7).

Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari dijelaskan, pengabaian amanah adalah sebab terjadinya kerusakan dalam hubungan manusia. Amanah menjadi jaminan terpeliharanya keselamatan sebuah hubungan, dan hilangnya amanah akan merusak hubungan tersebut.

Jika diamanahi sebuah benda, maka jagalah benda itu karena hal ini memiliki konsekuensi yang berat di hari kiamat. “Dari Abu Humaid As-Sa’idl berkata bahwasanya Rasulullah bersabda, ‘Demi Allah! Kalau seseorang diantara kamu mengambil barang sesuatu dari harta itu yang bukan hak-nya, niscaya dia akan datang kepada Tuhan di hari kiamat, memikul apa yang dikhianatinya. (H.R Bukhari).


Sedangkan amanah yang dihadapkan kepada para pemimpin sebuah kelompok besar maupun penting harus ditunaikan karena akan dipertanggungjawabkan di dunia kepada rakyat ataupun anggota dan tentu saja kepada Allah Yang Maha Adil.

Ada suatu kisah yang diceritakan Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘Anhu, ketika perang Khaibar datanglah sekelompok orang dari sahabat Nabi sambil berteriak, "Fulan telah (mati) syahid, Fulan telah syahid, hingga mereka melewati seseorang lalu berkata, "Fulan telah syahid". Nabi pun lalu menyela, seraya bersabda, "Sekali-kali tidak! Sesungguhnya aku melihat orang itu ada di neraka disebabkan sebuah baju jubah yang dikorupsinya," (HR Muslim, no. 323).

Merujuk pada kisah di atas, sungguh miris seseorang yang telah ikut dalam peperangan membela Islam harus masuk ke dalam neraka karena sebuah jubah yang ia korupsi, dan tindakanya yang tidak amanah.

Nach, dari materi kali ini mari kita ambil i’tibar dan pelajaran untuk selalu bersikap amanah, walaupun sekecil apapun amanah yang diberikan kepada kita, kita wajib menjaganya. Sebagai contoh ketika Ibu meminta kita untuk membelikan  Cabe diwarung, ibu menitipkan uang Rp 20.000 sementara harga bahan belanjaan Cuma 15.000, maka sisa uang yang ibu titipkan kepada kita wajib kita kembalikan sebagai bentuk kita orang yang amanah, masalah selanjutnya ibu akan memberikan sisa uang itu kepada kita kembali itu hal yang lain yang patut kita syukuri.

Wallahu a’lam…

 

Tuesday, November 17, 2020

Explanation Structure of Label

Penjelasan Tentang Structure of Label

1. Name of Product
    Adalah Nama Produk atau Nama Merek Produk

2. Description
     Adalah Penjelasan tentang suatu produk. Contohnya Jika Merek Produknya adalah Supermie,
     maka Description nya adalah  Mie Instan atau dalam bahasa Inggrisnya adalah Instant Noodle

3. Content/Amount
Adalah Jumlah isi sebuah produk atau dalam beberapa kemasan sering mencantumkan berat bersih suatu produk contoh yang dalam gram seperti 250 gram, ada juga produk yang mencantumkam dalam bentuk liter contoh 0,5 liter.
4. Ingredient
Adalah bahan-bahan yang terkandung dalam sebuah produk, biasanya juga dicantumkan takaran dan persen kandungan bahan tersebut pada sebuah produk. Ada yang mencantumkan ingredient suatu produk dalam bentuk text saja dan kebanyakan produk mencantumkan dalam bentuk tabel. kalau pada makanan dan minuman dikenal dengan sebutan Nutrition Fact, dan Jika pada obat-obatan dikenal dengan sebutan Drug Fact.
Contoh Ingredient lihat pada gambar berikut.

5. Direction to use
Direction to Use Adalah cara penggunaan. Jika pada produk makanan yang perlu diolah terlebih dahulu bisanya dicantumkan step by step nya, langkah langkah tersebut adalah Direction to Use. Jika pada obat-obatan biasanya dicantumkan takaran dosis penggunaan obat tersebut, takaran tersebut juga adalah direction to use.
6. Direction to store
Direction to Store adalah cara penyimpanan suatu produk. Biasanya tiap-tiap produk mencantumkan direction to store produknya untuk keamanan. Contoh Save at cool place (Simpanlah ditempat yang Sejuk), don't save at high temperature (Jangan Simpan ditempat ber temperatur tinggi), atc.
7. Expire Date
Expire Date adalah tanggal kadaluarsa sebuah produk. Setiap produk wajib mencantumkan Expire Date demi keamanan dan kesehatan consumen nya. Dan kita sebelum membeli produk wajib mengecek Expire Date terlebih dahulu agar produk yang dibeli tidak memberikan efek negatif kepada kita.
8. Hallal Label
Hallal Label juga sangat penting bagi kita masyarakat muslim. Sertifikat hallal ini biasanya yang resmi di Indonesia dikeluarkan oleh MUI dan lebel resminya adalah yang berwana hijau. untuk lebih jelasnya lihat gambar.


9. Flavor/Variant
Falvor adalah rasa sebuah produk contoh pada minuman Flavor Orange, Mango, atc
dan Variant adalah variasi sebuah produk contoh pada Produk Shampo ada variant anti dandruff (anti ketombe), ada variant Normal Hair (Rambut Normal), ada variant Oil problem (Rambut Berminyak), atc
10. Code Product
Adalah barcode sebuah produk. tiap-tiap produk pasti mencantumkan kode product atau barcode untuk membedakan produk berdasarkan variant, perbedaan kemasan, dan perbedaan harga.
Contonya lihat pada gambar berikut


11. The producer
The producer adalah Penyedia produk yang memproduksi suatu produk. Biasanya penyedia produk yang sudah memiliki pasar yang luas adalah berupa PT atau Perusahaan. Biasanya juga mencantumkan alamatnya.

Tuesday, November 10, 2020

Structure Text of Label

Before the explanation of Structure Text of Label. Try analysis part of structure label below!
Sebelum dijelaskan Structure Text of Label. Coba kalian analysis  bagian dari struktur Label berikut:

 Find Structure of Label and Mention it!
Temukan sturuktur labelnya and sebutkan!
¢Name of Product: ...
¢Description : ...
¢Content/Amount : ...
¢Ingredient: ...
¢Direction to use : ...
¢Direction to store: ...
¢Expire Date : ...
¢Hallal Label : ...
¢Flavor/Variant : ...
¢Code Product : ...
¢The producer : ...

Here the place to give response!
Disini tempat untuk memberikan Jawaban!
https://forms.gle/op9iHCT8zNf2Ysct9

Friday, November 6, 2020

Pentingnya Bersikap Jujur

 

Kejujuran dalam Islam dan Dalilnya

Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam meruakan teladan sempurna untuk kita. Beliau memiliki akhlak atau sifat yang begitu mulia. Beberapa sifat mulia yang dimiliki Rasulullah Shallallahu’Alaihi Wa Sallam antara lain amanah dan jujur. Rasulullah Shallallahu’Alaihi Wa Sallam dikenal sebagai pribadi yang jujur, bahkan sejak beliau belum diangkat menjadi Nabi.

Jujur dalam bahasa arab dikenal dengan istilah ash shidqu atau shiddiq, yang memiliki arti nyata atau berkata benar. Artinya, kejujuran merupakan bentuk kesesuaian antara ucapan dan perbuatan atau antara informasi dan kenyataan. Kejujuran berarti bebas dari kecurangan, mengikuti aturan yang berlaku dan kelurusan hati.

Banyak sekali bentuk kejujuran dalam kehidupan kita sehari-hari. Sejak kecil kita pasti telah diajarkan oleh orang tua kita untuk selalu berbuat jujur dan tidak berbohong. Hal ini tentu sesuai dengan ajaran agama Islam yang telah dicontohnya Rasulullah Shallallahu’Alaihi Wa Sallam.

Pandangan Islam tentang Kejujuran

Seseorang yang memiliki sifat jujur akan memperoleh kemuliaan dan derajat yang tinggi dari Allah. Hal ini tercantum dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala ;

“ Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang shiddiqin ( benar ), laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. “ ( QS. Al-Ahzab : 35 )

Kejujuran merupakan jalan yang lurus dan penuh keselamatan dari azab di akhirat yang keras. Bahkan tidak hanya untuk bersikap jujur, Allah juga memerintahkan kita untuk bersama orang-orang yang jujur.

“ Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang shidiqin. “ ( QS. At-Taubah : 119 )

Bersama dengan orang-orang yang jujur insya Allah akan membuat kita untuk terbiasa menjaga kejujuran juga dalam diri kita.

Dalam hadits shahih yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda,

“ Sesungguhnya kejujuran menunjukkan kepada kebaikan, dan sesungguhnya kebaikan menunjukkan kepada Surga, dan sesungguhnya seorang laki-laki benar-benar telah jujur hingga ia di catat di sisi Allah sebagai orang jujur. Sesungguhnya kebohongan itu menunjukkan kepada kedzaliman. Dan sesungguhnya kedzaliman itu menunjukkan kepada neraka, dan sesungguhnya seorang laki-laki telah berbuat dusta hingga ia di catat disisi Allah sebagai pendusta. “

Keutamaan bersikap jujur

1. Mendapatkan Surga


Surga menjadi jaminan bagi siapa saja yang memiliki akhlak baik dan selalu bersikap jujur. Dalam sebuah hadits tentang kejujuran, "Sesungguhnya kejujuran akan menunjukkan pada kebajikan dan kebajikan adalah jalan menuju serga." Surga merupakan komoditas Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, "Ketahuilah bahwa barang dagangan Allah sangatlah berharga dan ketahuilah ia adalah surga-Nya." Diriwayatkan oleh Al Bukhari (6168) dan Muslim (2641).

2. Dikumpulkan dengan Golongan Orang Jujur di Hari Kiamat


Jika kita senantiasa berakhlak baik dan jujur tentu Allah akan mengumpulkan kita dengan orang-orang baik. Allah SWT berfirman:

مِّنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا۟ مَا عَٰهَدُوا۟ ٱللَّهَ عَلَيْهِ ۖ فَمِنْهُم مَّن قَضَىٰ نَحْبَهُۥ وَمِنْهُم مَّن يَنتَظِرُ ۖ وَمَا بَدَّلُوا۟ تَبْدِيلًا

Artinya: "Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merubah (janjinya)." (QS Al-Ahzab: 23).

3. Mendapatkan Ketenangan Hati dan Jiwa


Kejujuran akan membuahkan ketenangan hati dan ketentraman jiwa. Rasulullah SAW bersabda, "Tinggalkanlah apa yang membuatmu ragu, menuju sesuatu yang tidak membuatmu ragu. Sesungguhnya kejujuran adalah ketenangan, sedangkan kebohongan adalah kegelisahan." (At-Tirmidzi (2518)).

4. Mendapatkan Ridha Allah SWT


Allah SWT berfirman:

قَالَ اللَّهُ هَٰذَا يَوْمُ يَنْفَعُ الصَّادِقِينَ صِدْقُهُمْ ۚ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Artinya: ""Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar". (QS: Al Maidah 119).

Wallahu’alam bishowaf…

Tuesday, November 3, 2020

Knowing About Label

A. Definition of Label
Label is a small piece of paper, fabric, plastic, or similar material attached to an object and giving information about detail of product


B. The Purpose of Label

¢ To give detail information about product
¢ To help the consumer to make better choices

C. The Important of Label
 
¢As Muslim, to know hallal or not the product
¢To know the Healthier of product
¢To know the purpose of the product
¢To know what is ingredient of product
¢To know How to direction of product
¢To know the flavor/the variant base on consumer need.
 
D. The Dengerous if  We Refuse Label

¢Can Overdose
¢Get Bad/Wrong product
¢Don’t know how to direction
 
E. Structure Text of Label
 
¢Name of Product
¢Description
¢Content/Amount
¢Ingredient/Nutrition Fact/Drug Fact
¢Direction to use
¢Direction to store
¢Expire Date
¢Hallal Label
¢Flavor/Variant
¢Code Product
¢The producer
 
F. Grammar Rule of Label

1. Imperative Sentences

  Kalimat Perintah, diawali kata kerja (Verb)

  ex: save at cool place, shake it before use, Eat after meal, Use it before Expire Date, Open here, Leave it for Children,

2. Sign

  Tanda/ Simbol

  Ex: ♀, ♂, ☼,

3. Warning

  Larangan

  Ex: Don’t Eat for Children, Don’t touch it to eyes, Don’t accept if broken, Don’t save at high temperature, Don’t Shake it.

4. Obligations (Must/Have to )

  Keharusan ex: You Must shake it before use, You have to eat it after open it.

5. Advice (Should/Ought to)
  Ex: You Should consume when cool, You ought to