Harishun ala waqtihi merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini karena waktu mendapat perhatian yang begitu besar dari Allah dan Rasul-Nya. Allah SWT banyak bersumpah di dalam Al Qur’an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan seterusnya.
Allah SWT memberikan waktu kepada manusia dalam jumlah yang sama, yakni 24 jam sehari semalam. Dari waktu yang 24 jam itu, ada manusia yang beruntung dan tak sedikit manusia yang rugi.
Oleh karena
itu setiap muslim amat dituntut untuk pandai mengelola waktunya dengan baik
sehingga waktu berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada yang sia-sia.
Maka diantara yang disinggung oleh Nabi SAW adalah memanfaatkan momentum lima
perkara sebelum datang lima perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, sehat
sebelum datang sakit, muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum
miskin.
Wajibnya Menjaga Waktu dan Tidak Menyia-Nyiakannya
Dari Ibnu
Abas -radhiallahu anhuma- dia berkata: Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam-
bersabda:
نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَةُ وَالْفَرَاغُ
“Ada dua nikmat yang kebanyakan orang tertipu padanya: Kesehatan dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhari no. 6412)
Dari
Aisyah -radhiallahu anha- dia berkata:
كَانَ رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ (أَيْ: عَشْرُ رَمَضَانَ) أَحْيَا اللَّيْلَ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ وَجَدَّ وَشَدَّ الْمِئْزَرَ
“Jika sudah masuk kesepuluh hari (yakni: sepuluh terakhir ramadhan), Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- menghidupkan malamnya, membangunkan keluarganya (untuk shalat), dan beliau menguatkan ikatan sarung beliau (tidak melakukan jima’).” (HR. Al-Bukhari no. 2024 dan Muslim no. 1174)
Dari Ibnu Mas’ud -radhiallahu anhu- dari Nabi -shallallahu alaihi wasallam- beliau bersabda:
لاَ تَزُوْلُ قَدَمُ ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ: عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَ أَفْنَاهُ, وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَ أَبْلاَهُ, وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَ أَنْفَقَهُ, وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ؟
“Tidak akan bergerak kaki anak Adam pada hari kiamat dari sisi Rabbnya sampai dia ditanya dengan lima pertanyaan: Tentang umurnya kemana dia habiskan, tentang masa mudanya dimana dia usangkan, tentang hartanya dari mana dia mendapatkannya dan kemana dia belanjakan, dan apa yang sudah dia amalkan dari ilmunya?” (HR. At-Tirmizi no. 2416 dan dinyatakan hasan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 7299)
Dari Abu
Hurairah -radhiallahu anhu- dia berkata: Rasulullah -shallallahu alaihi
wasallam- bersabda:
مَنْ خَافَ أَدْلَجَ وَمَنْ أَدْلَجَ بَلَغَ الْمَنْزِلَ. أَلآ إِنَّ سِلْعَةَ اللهِ غَالِيَةٌ إِلاَّ إِنَّ سِلْعَةَ اللهِ الْجَنَّةُ
“Barangsiapa yang takut akan musuh (setan) maka hendaknya dia berjalan di malam hari, dan barangsiapa yang berjalan di malam hari maka dia akan sampai (dengan selamat) ke tujuannya. Ketahuilah sesungguhnya barang dagangan Allah harganya mahal, hanya saja barang dagangan Allah adalah surga.” (HR. At-Tirmizi no. 2450 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 6222)
Waktu adalah kehidupan, karenanya barangsiapa yang menyia-nyiakan waktunya maka sungguh dia telah menyia-nyiakan hidupnya.
Sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian ulama as-salaf, “Wahai anak Adam, kamu tidak lain kecuali hari-hari, setiap kali berlalu sebuah hari maka sebagian dirimu juga telah pergi darimu.”
Akan tetapi kenyataannya kebanyakan manusia melalaikan nikmat waktu luang ini, mereka mengira bahwa waktu luang adalah waktu untuk bersantai sehingga mereka menelantarkannya. Sungguh mereka inilah orang-orang yang tertipu dan yang mendapatkan kerugian di dunia dan terlebih lagi di akhirat, karena semua waktu luang yang dia miliki akan dimintai pertanggung jawabannya oleh Allah Ta’ala sebelum dia bergerak pada hari kiamat.
Bahkan bukan sekedar waktu luang, akan tetapi masa muda yang menjadi fase terlama yang dialami manusia dalam hidupnya, bahkan semua umurnya akan dimintai pertanggung jawabannya.
Para ulama kita menyatakan bahwa di antara sebab terbesar menyimpangnya seseorang adalah tatkala dia mempunyai banyak waktu luang yang tidak dia manfaatkan dengan baik. Karena di antara jalan masuknya setan untuk menggelincirkan manusia adalah pada waktu luang ini dimana hati kosong dari kegiatan.
Sebagian
ulama as-salaf pernah berkata, “Jika hati kosong dari zikir kepada Allah maka
akan diisi oleh zikir kepada setan, dan itu pasti.” Karenanya barangsiapa yang
takut kepada setan yang menjadi musuhnya niscaya dia akan berjalan di malam
hari, yakni dia tidak akan membuang-buang waktu untuk istirahat di tengah
perjalanannya menuju ke kampungnya (surga), tapi malam hari itu dia tetap
berjalan, yakni mengisi semua waktunya untuk beramal saleh agar dia cepat tiba
di kampungnya dalam keadaan selamat dari gangguan setan yang diibaratkan
pembajak yang membajak setiap musafir yang bermalam di padang pasir.
Berikut Panduan Managemen Waktu Rasulullah:
1. Sholat Fardhu
Mengutamakan Sholat Lima Waktu. Jika membuat planning kegiatan patokanya adalah
Sholat lima lima Waktu. Contohnya jika ada membuat janji dengan teman, maka sholat lima
waktu diprioritaskan terlebih dahulu, maka janji diatur setelah sholat, seperti "kita ketemuanya
setelah sholat ashar aja ya".
2. Pola Pikir Investasi
Melakukan Managemen waktu secara berlahan. Persipkan semuanya dari hal yang kecil.
3. Produktivitas Waktu
Jangan biarkan waktu berlalu secara percuma
4. Memanfaatkan Waktu
Mempersipkan diri menjaga 5 perkara, sebelum datangnya 5 perkara. Seperti yang dijelaskan diatas.
5. Jauhi Sikap Menunda
Hendaknya kita menjauhi sikap menunda-nunda waktu, karena Allah dan Rasulnya membenci
perkara sikap gemar menunda-nunda waktu.
6. Cekatan
Bersegera dalam melakukan perkara-perkara kebaikan, dan berusaha menyempurnakanya
dengan sebaik-baiknya.
7. Evaluasi ( Muhasabah Diri)
Evaluasi berperan penting dalam menentukan keberhasilan rencana yang sudah
dirancang sedemikian rupa. Hendaknya setiap hari kita melakukan muhasabah diri.
sebelum kita tidur coba kita hitung seberapa banyak kebaikan dan seberapa banyak kedzoliman
atau dosa yang kita lakukan? Lebih banyak mana kebaikan atau kedzoliman?
Sebelum kita dihisab Allah, ada baiknya kita menghisab diri kita sendiri terlebih dahulu
hari demi hari, dan selanjutnya itu kita jadikan tolak ukur perubahan kita.
jika kebaikan yang lebih banyak maka kita berazam untuk meningkatkan lagi kebaikan kita,
jika kedzoliman yang lebih banyak, maka bersegera bertaubat dan berazam untuk
mengurangi kezholiman tersebut.
Kesimpulannya
sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Asy-Syafi’i -rahimahullah-, “Waktu itu
bagaikan pedang, kalau kamu tidak menggunakannya untuk menebas maka dia yang
akan menebas kamu.” Maksudnya waktu jika tidak dimanfaatkan sebagaimana
mestinya maka waktu itu yang akan membinasakan kita di akhirat karena kita
tidak bisa mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah,
wallahu a'lam bishowaf...
Ghifari al rasid 7B#Hadir pak
ReplyDeleteSyahrul Liandra7b#HADIRPAK
ReplyDelete#MSyaifurrijal #Hadir
ReplyDeleteMuhammad Dira Athaillah hadir pak
ReplyDelete#indra dzaki 7b #hadir
ReplyDelete#ZikraAlhaadii#Hadir
ReplyDelete7B
Delete